Wednesday, June 04, 2008


JANGAN KEHILANGAN KESEMPATAN….! ! !

“OPPORTUNITY” atau “KESEMPATAN” adalah suatu keadaan yang sangat dicari oleh setiap orang….. à Kesempatan berbisnis…. kesempatan mencari kerja….. kesempatan utk mengambil S2/belajar kembali dan lain-lainnya…..

Masalahnya, “Kesempatan” ini datangnya tidak dapat di prediksi, dan apabila kita tidak tetap berusaha untuk mencarinya, kesempatan tersebut akan hilang…..

Maka itu, dengan membuka semua potensi yang ada, datangnya “Kesempatan” akan disambut oleh suatu persiapan yg baik dan akan membuahkan hasil yang maksimal.

Ada suatu contoh yang ingin saya sharing dengan pembaca dari hasil interview saya dengan seorang calon guru musik. Sebutlah nama dia “Gunawan”.

Dari resume yang saya baca, Gunawan lulus PK3 (setara dg grade 8, Royal) dari sekolah musik yg cukup ternama.

Cukup mengesankan…. lebih2 apabila dia juga masih kuliah di bidang arsitektur, suatu bidang yg berbeda dengan musik…. Melihat kenyataan yang ada, terbetiklah suatu keingintahuan dari saya apakah yang menjadi landasan bahwa dia bisa tetap belajar musik selama 8-10 tahun tanpa rasa bosan?

Beberapa menit dari interview, saya mengetahui bahwa dia belajar musik hanya menurut kemauan orang tuanya saja pada awalnya. Belajar musik bukan merupakan impiannya, tetapi hanya sebagai sesuatu yang wajib spt pelajaran sekolah/formal. Bahkan pada masa2 tertentu, latihan musik merupakan suatu siksaan bagi dia….

Tetapi Gunawan tetap dapat menyelesaikan pendidikan musiknya berkat “PERSISTENSI dan KONSISTENSI” dari kedua orang tuanya yg selalu dengan sabar mendorongnya untuk terus belajar musik. “Suatu hari, kamu akan menemukan jawabannya kelak…....”, kenang Gunawan bagaimana orang tuanya memberikan petuah kepadanya.

Meskipun Grade 1-5 dilalui oleh rasa bosan, tetapi Gunawan menemukan arti belajar musik pada Grade 6. Dia betul2 menemukan suatu kesenangan / enjoyment untuk memainkan not2 diatas tuts untuk lagu2 klasik yang cukup teknis. Bahkan pada saat akhir belajarnya, dia mendapatkan berbagai macam penghargaan dan berguru pada salah satu pemain “Virtuoso” terbaik di Indonesia (Levi. G).

Apa yg dapat kita pelajari dari kisah ini…..?

Belajar musik memerlukan peran penting dari Orang Tua Murid. Pada usia belia, anak tidak begitu mengerti “ARTI” dari belajar musik. Rasa malas belajar adalah suatu fenomena yang biasa. Tetapi, apabila Orang Tua membimbing dan memotivasi secara kontinyu, maka “KESEMPATAN” berhasil akan cukup tinggi.

Bahkan sudah terjadi di beberapa kasus, anak yg tadinya malas dan kurang bisa bermain, pada suatu saat (umur tertentu) dapat mempunyai kemajuan yg sangat luar biasa. Hal ini biasanya disebabkan oleh rasa keigintahuan dan enjoyment yang didapat pada grade2 tertentu……

Maka itu, apabila kita kalah “NEGO” dengan anak dan memberhentikan belajar musiknya karena dia MALAS, berarti kita sudah menutup “KESEMPATAN” yg mungkin bisa didapat spt cerita dari Gunawan…….

Untuk itu, peran Orang Tua adalah no 1 didalam belajar musik …….

Wednesday, March 19, 2008

UJIAN ROYAL…. SIAPA TAKUT….?

…”Siapa Takut dengan Ujian Royal…?” Hal ini tentunya berlaku bagi para murid yang rajin berlatih dan disertai Orang Tua Murid yang tidak lelah utk memberikan perhatian dan mendukung kemajuan belajar musik anaknya…..

Penguji Royal datang langsung dari London (UK), dan bukan orang Indonesia, maka itu LULUS/TIDAK LULUS akan sangat Objective dan tidak dapat diganggu gugat. Bagi mereka yang dapat lulus dan mendapatkan sertifikasi tentunya mempunyai kebanggaan tersendiri karena sertifikasi yang didapat adalah sertifikasi Internasional dan diakui dan disamakan dengan murid2 dari negara lainnya .

Untuk dapat mengikuti Ujian Royal, Duta Nada mempunyai “MISI” bahwa murid tidak hanya bisa memainkan lagu ujian saja. Sekolah Musik ingin memastikan bahwa setiap murid harus dapat memainkan Pieces dan lagu sesuai dengan kurikulum yang ditentukan. Mengapa demikian…?

Hal ini dapat dijelaskan seperti halnya pertandingan memasak nasi goreng. Apabila seseorang berlatih dengan koki yang pandai dan tiap hari berlatih memasak nasi goreng, sudah tentu bahwa dia merupakan kandidat yang kuat untuk memenangkan pertandingan memasak. Tetapi kita harus ingat, dia hanya bisa masak “Nasi Goreng” saja….. Untuk dapat memasak masakan lainnya dengan cita rasa yang lezat, dia tentunya tidak bisa. Dan…. Karena pengetahuan memasak hanya sebatas di nasi goreng, dia akan menemui kesulitan untuk mempelajari cara memasak masakan yang lebih kompleks dan rumit.

Analogi diatas sama dengan Ujian/Belajar Musik. Seseorang dapat dilatih lagu ujian tiap hari untuk dapat lulus ujian. Tetapi hal ini mempunyai bahaya laten, yang menyebabkan murid tsb tidak akan dapat memainkan pieces/lagu lainnya dan kemajuan grade berikutnya akan sulit sekali. Karena tiap tingkatan mempunyai teknikal perspective yang berbeda dan ini harus dilalui dengan lagu2 kurikulum yang telah ditetapkan.

Dengan makin tingginya tingkatan Grade, latihan dirumah harus lebih lama pula. Hal ini disebabkan karena lagu lebih panjang dan kompleks. Apabila pada Grade 1 murid cukup berlatih 10-15 menit 3X seminggu, untuk Grade 5 dibutuhkan 30 menit tiap sesinya bahkan lebih sesuai dengan tingkat kemampuan setiap anak.

Karena kemampuan tingkat Musik dari setiap anak berbeda, kemampuan untuk menguasai lagu dari satu anak ke anak mengalami perbedaan juga. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Tetapi harus diingat bahwa belajar musik adalah suatu “PROSES”. Asalkan tidak berhenti, kita percaya bahwa Anak akan mendapatkan sesuatu dikemudian hari…..

Karena tiap kemampuan yang berbeda, ada anak yg bisa mengikuti ujian tiap tahunnya dan ada yang harus menunggu. Tetapi kita harus memastikan bahwa apabila 2X tidak dapat mengikuti ujian (secara ber-urut), introspeksi kedua belah pihak harus cepat2 dilakukan……

Duta Nada “Tidak” memberikan pelajaran musik secara “Instan” spt yg dijanjikan oleh beberapa sekolah musik lainnya. Karena kami percaya bahwa belajar musik adalah suatu proses dengan membangun fundamental (dasar) yg kuat. Ujian memang penting untuk seseorang mempunyai target/sasaran belajar, tetapi ujian bukan segalanya…..

Karena ujian Royal sangat flexible (dpt loncat grade), murid dapat mengejar ketinggalannya di tahun2 lalu apabila tekun berlatih. Maka itu, sangatlah penting utk terus rajin berlatih dirumah, minimum 1 minggu 3X……

Thursday, January 17, 2008

CHOPIN SAJA PAKAI METRONOME…..









Siapa sih yang tidak tahu Chopin? Nama komplitnya adalah Fryderyk Chopin (1810-49) dan dia adalah seorang composer dijaman Romantics. Lagu yang di buat oleh Chopin biasanya tidak terlalu mechanical dan lebih mementingkan keunikan. Sebagai contohnya didapat pada Sonata. Meskipun Chopin menulis untuk orkestra, vocal dan ensemble, tetapi banyak karyanya yang terkenal untuk Piano Solo.

Apa uniknya seorang composer Chopin sewaktu berlatih piano? Saya baru mengetahuinya setelah Bpk Mario Santoso (Wakil Dekan Univ Pelita Harapan bagian Musik) memberikan workshopnya kepada para Guru di Duta Nada beberapa bulan yang lalu. Beliau mengatakan bahwa : “CHOPIN ASKED TO PRACTICE WITH METRONOME, ALWAYS”. Saya cukup terkesima bahwa alat Metronome yang sangat sederhana ini amat diutamakan untuk berlatih disemua alat musik.

Dalam makalahnya, Bpk Mario mengatakan bahwa fungsi dari Metronome adalah menanam “BASIC PULSE” dalam hati, sehingga pemusik akan dapat me-organize dan menyusun musik yang dimainkan dengan lebih baik. Selain itu, permainan akan lebih konsisten (steady), tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Sampai sekarangpun setelah menjadi seorang pianis dan menempati posisi penting di universitas yang terkenal, Bpk Mario masih menggunakan Metronome sewaktu berlatih piano.

Bermain musik dengan Metronome akan memberikan penanaman detak (pulse) dan hitungan di UNCONCIOUS LEVEL (pikiran bawah sadar) pemain, dan dengan kebiasaan ini, pemusik akan medapatkan naluri yang tajam terhadap rhythm dan dapat memainkan lagu dengan lebih baik.

Ada yang lain di Duta Nada Music School dalam kurun waktu 2 bulan ini. Kami menghimbau semua Guru untuk memperkenalkan dan menggunakan Metronome kepada murid2 yang memang telah siap untuk mempelajarinya. Kami menginginkan semua murid sejak dini telah diperkenalkan untuk menggunakan alat yang sangat sederhana ini tetapi memberikan hasil yang luar biasa dikemudian hari. Untuk itu, Duta Nada menambah jumlah Metronome di sekolah musik sehingga guru dapat memberikan pengajaran dengan baik.

Kami juga menghimbau Orang Tua murid untuk membelikan Metronome kepada siswa/siswi, terutama bagi mereka yang telah menginjak Grade 1. Kami sangat percaya bahwa dengan adanya Metronome disisi sewaktu latihan alat musik, siswa/siswi akan mendapatkan manfaat yang sangat besar terutama dalam kemajuan permainannya.

Nah, tunggu apa lagi?