ANNUAL CONCERT – AGUSTUS 2007
Acara Konser tahunan Duta Nada Music School diadakan pada tanggal 5 Agustus 2007. Partisipasi yang mengikuti konser kali ini lebih banyak dari tahun lalu, yaitu sekitar 95 murid.
Untuk mengantisipasi lancarnya jalannya Konser Musik, Konser dibagi menjadi 2 sesi, dan tiap sesi mempunyai durasi selama 1.5 jam. Pengalaman pada tahun lalu kami melihat bahwa murid (terutama yang masih cukup kecil) tidak akan bisa duduk lebih dari 1.5 jam. Maka itu, kami sangat hati2 dalam menentukan lamanya acara konser.
Konser kali ini menampilkan Ensemble Violin dan Gitar. Selain itu juga menampilkan permainan Solo dari kedua instrument tsb. Beberapa murid yang telah belajar cukup lama, terlihat dapat memainkan lagu yang lebih kompleks dengan sentuhan musikalitas yang lebih mendalam.
Sasaran dari Konser tahunan adalah untuk memberikan PENGALAMAN PERFORMANCE bagi semua MURID. Duta Nada tidak memilah milah murid mana yang harus mengikuti konser atau tidak, karena kami percaya semua murid harus tampil setidaknya 1 tahun sekali di depan umum. Untuk konser tahunan, NILAI yang diambil adalah keberanian untuk TAMPIL didepan umum, bukannya Bagusnya permainan (no 2). Karena kami percaya bahwa tampil di depan umum adalah merupakan suatu PROSES belajar musik yang amat Penting.
Foto Konser dapat di download dengan me-klik Photo Concert 2007 yang terpajang di sebelah kanan Blog.
Saturday, August 18, 2007
Monday, August 06, 2007
GURU SEBAGAI ASSETS (KEKAYAAN) SEBUAH SEKOLAH MUSIK
Pernah mendengar kata kiasan “Guru Kencing Berdiri dan Murid Kencing Berlari” ? Saya ingat betul bahwa kata kiasan ini harus saya hafal sewaktu saya duduk di SD, yang artinya KUALITAS MURID akan ditentukan BAGAIMANA GURU MENGAJAR……
Saya sering melihat CALON MURID BARU dari SEKOLAH MUSIK lainnya dan sudah belajar beberapa TAHUN tetapi sewaktu di AUDISI, teknik PENJARIAN semuanya salah. Untuk bermain PIANO dengan bagus, jari harus BULAT, dan selain itu TEKNIK jari harus rapat untuk mendapatkan POWER TOUCH yang bagus apabila jari bergeser ke kanan atau ke kiri. Kesalahan yang sangat sederhana ini biasanya memberikan HASIL yang FATAL pada pendidikan musik kepada anak dikemudian hari………..
Saya sering melihat CALON MURID BARU dari SEKOLAH MUSIK lainnya dan sudah belajar beberapa TAHUN tetapi sewaktu di AUDISI, teknik PENJARIAN semuanya salah. Untuk bermain PIANO dengan bagus, jari harus BULAT, dan selain itu TEKNIK jari harus rapat untuk mendapatkan POWER TOUCH yang bagus apabila jari bergeser ke kanan atau ke kiri. Kesalahan yang sangat sederhana ini biasanya memberikan HASIL yang FATAL pada pendidikan musik kepada anak dikemudian hari………..
Dengan melihat pengalaman itu, Duta Nada Music School sangat yakin PENDIDIKAN KEPADA GURU amatlah PENTING. Guru merupakan ASSET (KEKAYAAN) dari sebuah Sekolah Musik dan harus terus dipelihara. Kemajuan Sekolah Musik akan sangat ditentukan oleh PARA GURU. Maka itu, pada tanggal 22 Juli 2007, Duta Nada mengadakan WORKSHOP untuk para GURU yang dipimpin oleh Bpk MARIO SANTOS MMUS.
Judul dari Workshop adalah "Being a technician vs an artist-A Guide for Young Pianists to achieve true meaning of artistry."
Workshop membahas point2 penting dibawah ini:
1. Perbandingan “PIANIST” sekarang dan dulu.
2. Pengertian kata "TEKNIK” yang sesungguhnya apa.
3. Cerita mengenai pengalaman saya selama di USA bagaimana.
4. Bagaimana “PRACTICE yang baik? PHYSICAL or more to PSYCHOLOGICAL?.
5. The difference between PIANIST and ARTIST.
6. Relationship between “PIANO TECHNIQUE” and “MUSIC MAKING”.
7. What great musicians feel about piano; why it's more difficult than any other instruments?
8. Things to consider when you “PERFORM”.
Workshop dilanjutkan dengan MASTER CLASS kepada GURU dan MURID (dengan seleksi). Dengan adanya Workshop ini, Duta Nada Music School percaya bahwa KUALITAS GURU akan terus dipertahankan dan KUALIFIKASI dapat terus ditingkatkan.
Nah, bagi mereka yang belum mengetahui Bpk Mario Santoso, berikut ini adalah Biography beliau:
Mario Santoso was born in Jakarta in 1982. He started piano lessons at the age of five with Mrs. Susiana Aditjhan, continuing to study with Mrs. Iravati M. Sudiarso at Yayasan Pndidikan Musik Music School. Graduated in 1999 with the highest score and was awarded The YPM Artist Award, Mario continued his piano study with Mr. Soetarno Soetikno for seven months before he was awarded a full music scholarship to study at Abilene Christian University with Dr. Gustavo Tolosa. In 2001 he gave his first official solo concert debut in America. Since then Mario has been active giving recitals both in America and Indonesia. Graduating in 2004 with cum laude, he has been invited on a number of occasions to give master clases in Vienna Music School, Yayasan Bina Musik, Gitanada School of Music, Universitas Kristen Satya Wacana, and Universitas Pelita Harapan. Continuing his music study, in 2004 Mario was awarded a dean scholarship to pursue his Master of Music degree at Indiana University in Bloomington and graduated in 2006 under internationally recognized pianists Jean-Louis Haguenauer and Arnaldo Cohen.
Mario won his first major piano competition in 2002, in which he played Schumann Piano Concerto with the Abilene Collegiate-Philharmonic Orchestra under Maestro Peter Isaacson at the Paramount Theater. Mario’s early triumphs as top prize-winner in San Antonio National Piano Competition for young artists was a mere prelude to an eminent career highlighted by acclaimed recitals and concerto performances in national premiere concert halls, such as Gedung Kesenian Jakarta and Erasmus Huis.
Mario has performed with the Abilene Collegiate Orchestra, the Abilene Symphonic Band, and Abilene Philharmonic Orchestra, with such conductors as Peter Isaacson, Shinik Ham, and Gary Lewis. He also attended a number of great conductor’s rehearsals and concerts including those by Maestro Emil de Cou, Juan Castillo, and Carlos Kalmar. During his time at Indiana, he also studied choral conducting with Dr. Jan Harrington and William Gray.
Besides all those activities, Mario has also been invited as jury in piano competitions. Mario actively performed in master classes with orld renowed pianists such as Andre Watts, Nelita True, Aldo Mancinelli, Susan Starr, Reynaldo Reyes, Mark Puckett, Anton Nel, and Hans Jorg Koch. Last November of 2006, Mario made his Indonesian conducting debut with Lippo Karawaci Community and Choir Orchestra (LK-CCO) leading the orchestra in presenting the Mozart Piano Concerto K. 467 and excerpts from the opera Magic Flute.
Since 2005 Mario has devoted more time to conducting. In 2004 he conducted the Abilene Christian University Symphonic Band and Its Acapella Chorus. In 2006, he conducted one of the Indiana University Morning Ensembles. Graduated from Indiana University in 2006, Mario started his career in Indonesia as the head of Music Department at Universitas Pelita Harapan.
Tuesday, June 12, 2007
BERHENTI LES MUSIK ? PERTIMBANGKAN SECARA BIJAKSANA . . .
Tentunya anak kita pernah berkata “BOSAN” dengan belajar musik ? Adalah suatu hal yg wajar apabila anak berkata demikian karena belajar musik adalah suatu PROSES dan dalam proses tsb pengulangan (repetition) memainkan lagu harus dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Perkataan “Bosan” tersebut saya lontarkan kembali kepada beberapa guru musik yang telah mencapai Grade 8. Hampir semuanya menjawab “YA” bahwa mereka pernah berkali-kali merasa “BOSAN” dan pada waktu itu mereka minta orang tuanya untuk berhenti belajar! Saya sempat penasaran dengan jawaban ini karena kalau mereka pernah berkali-kali merasa bosan, harusnya mereka sudah tidak menjadi guru musik.
Rasa penasaran saya menjadi ingin tahu (curiosity), bagaimana mungkin seseorang yang telah belajar musik dari kecil dapat mengalami hal seperti ini ? Saya ingin gali informasi lagi, apa yang menyebabkan mereka bisa berhasil melanjutkan pendidikan musiknya dan bagaimana pengalaman yang mereka dapat ? Ternyata, setelah saya menyelidikinya lebih lanjut, peranan ORANG TUA adalah faktor yang paling PENTING. Hampir semua guru musik mengatakan pada saya apabila Orang Tua mereka tidak tetap memotivasi dan menasehatinya, sudah sejak dahulu mereka berhenti dan tidak akan mempunyai kualifikasi yang dapat dibanggakan seperti sekarang ini. Dalam hati, mereka sangat berterimakasih dan bersyukur pada orang tuanya yang telah gigih mempertahankan konsistensi belajar musiknya hingga kini. Dari beberapa kasus yang saya pantau, apabila seseorang sudah mencapai grade 6, biasanya mereka akan terus konsisten melanjutkan pendidikannya ke grade 8 dan seterusnya bahkan ke Diploma. Hal ini disebabkan karena tidak hanya kemampuan mencerna musik yg lebih bagus, tetapi apresiasi musik juga telah matang. Apabila hal ini benar, saya sangat menyarankan semua Orang Tua untuk tetap memperhatikan anak2 Nya sebelum mencapai grade 6, terutama dalam memotivasi mereka untuk belajar. Harus di-ingat, kontinuitas belajar merupakan investasi yang berharga untuk putra/putri di kemudian hari Selain itu, banyak hal yg positif bagi mereka yang telah mencapai grade 8 yg sudah dapat dibuktikan. Beberapa dari mereka masih kuliah, dan dapat mengajar musik dengan penghasilan yang lebih tinggi dari lulusan S1 (Sarjana) yang baru lulus, meskipun mereka tidak bekerja full time! Ini benar2 fenomena yang luar biasa. Bekerja dengan waktu yang flexible, senang dengan pekerjaan mereka, mempunyai misi yang mulia plus income yang memadai. Dari sini, saya menarik kesimpulan bahwa pendidikan musik memberikan putra/putrid suatu competitive advantage (keunggulan kompetitif) sebagai berik
- Emotional Intelligence.
- Keseimbangan antara Otak Kanan dan Kiri
- Melatih mata, pikiran serta tangan dan jari (dengan membaca not balok).
- Sebagai pengungkapan ekspresi diri
- Sarana bergaul dengan teman.
- Menaikan Self Confidence (Percaya Diri).
- Merupakan Investasi yang Luar Biasa menjelang mereka dewasa – dapat menemukan lapangan kerja dengan lebih mudah
Jadi tunggu apa lagi ? Jangan sampai pendidikan musik Putra/Putri Anda berhenti di tengah jalan. Berikut ini KIAT2 nya:
- Membaca secara teliti communication book yang diberikan oleh guru.
- Lihat pekerjaan rumah (homework) yg harus dilatih
- Cek dan telaah kembali apakah anak telah mengikuti latihan yang disarankan.
- Latihan musik tidak perlu lama. Tiap hari hanya butuh waktu 10-15 menit.
- Bekerja sama dengan Sekolah Musik dengan komunikasi dan memberikan feedback.
- Tiap tahun mengikuti ujian.
- Tiap tahun mengikuti konser yang diadakan.
Apabila Anda mengikuti Advis diatas, saya percaya pendidikan musik putra/putrid Anda tidak akan berhenti di tengah jalan.
Tentunya anak kita pernah berkata “BOSAN” dengan belajar musik ? Adalah suatu hal yg wajar apabila anak berkata demikian karena belajar musik adalah suatu PROSES dan dalam proses tsb pengulangan (repetition) memainkan lagu harus dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Perkataan “Bosan” tersebut saya lontarkan kembali kepada beberapa guru musik yang telah mencapai Grade 8. Hampir semuanya menjawab “YA” bahwa mereka pernah berkali-kali merasa “BOSAN” dan pada waktu itu mereka minta orang tuanya untuk berhenti belajar! Saya sempat penasaran dengan jawaban ini karena kalau mereka pernah berkali-kali merasa bosan, harusnya mereka sudah tidak menjadi guru musik.
Rasa penasaran saya menjadi ingin tahu (curiosity), bagaimana mungkin seseorang yang telah belajar musik dari kecil dapat mengalami hal seperti ini ? Saya ingin gali informasi lagi, apa yang menyebabkan mereka bisa berhasil melanjutkan pendidikan musiknya dan bagaimana pengalaman yang mereka dapat ? Ternyata, setelah saya menyelidikinya lebih lanjut, peranan ORANG TUA adalah faktor yang paling PENTING. Hampir semua guru musik mengatakan pada saya apabila Orang Tua mereka tidak tetap memotivasi dan menasehatinya, sudah sejak dahulu mereka berhenti dan tidak akan mempunyai kualifikasi yang dapat dibanggakan seperti sekarang ini. Dalam hati, mereka sangat berterimakasih dan bersyukur pada orang tuanya yang telah gigih mempertahankan konsistensi belajar musiknya hingga kini. Dari beberapa kasus yang saya pantau, apabila seseorang sudah mencapai grade 6, biasanya mereka akan terus konsisten melanjutkan pendidikannya ke grade 8 dan seterusnya bahkan ke Diploma. Hal ini disebabkan karena tidak hanya kemampuan mencerna musik yg lebih bagus, tetapi apresiasi musik juga telah matang. Apabila hal ini benar, saya sangat menyarankan semua Orang Tua untuk tetap memperhatikan anak2 Nya sebelum mencapai grade 6, terutama dalam memotivasi mereka untuk belajar. Harus di-ingat, kontinuitas belajar merupakan investasi yang berharga untuk putra/putri di kemudian hari Selain itu, banyak hal yg positif bagi mereka yang telah mencapai grade 8 yg sudah dapat dibuktikan. Beberapa dari mereka masih kuliah, dan dapat mengajar musik dengan penghasilan yang lebih tinggi dari lulusan S1 (Sarjana) yang baru lulus, meskipun mereka tidak bekerja full time! Ini benar2 fenomena yang luar biasa. Bekerja dengan waktu yang flexible, senang dengan pekerjaan mereka, mempunyai misi yang mulia plus income yang memadai. Dari sini, saya menarik kesimpulan bahwa pendidikan musik memberikan putra/putrid suatu competitive advantage (keunggulan kompetitif) sebagai berik
- Emotional Intelligence.
- Keseimbangan antara Otak Kanan dan Kiri
- Melatih mata, pikiran serta tangan dan jari (dengan membaca not balok).
- Sebagai pengungkapan ekspresi diri
- Sarana bergaul dengan teman.
- Menaikan Self Confidence (Percaya Diri).
- Merupakan Investasi yang Luar Biasa menjelang mereka dewasa – dapat menemukan lapangan kerja dengan lebih mudah
Jadi tunggu apa lagi ? Jangan sampai pendidikan musik Putra/Putri Anda berhenti di tengah jalan. Berikut ini KIAT2 nya:
- Membaca secara teliti communication book yang diberikan oleh guru.
- Lihat pekerjaan rumah (homework) yg harus dilatih
- Cek dan telaah kembali apakah anak telah mengikuti latihan yang disarankan.
- Latihan musik tidak perlu lama. Tiap hari hanya butuh waktu 10-15 menit.
- Bekerja sama dengan Sekolah Musik dengan komunikasi dan memberikan feedback.
- Tiap tahun mengikuti ujian.
- Tiap tahun mengikuti konser yang diadakan.
Apabila Anda mengikuti Advis diatas, saya percaya pendidikan musik putra/putrid Anda tidak akan berhenti di tengah jalan.
Tuesday, March 20, 2007
LES MUSIK…HARUS HOBI MUSIK DULU ?
Sewaktu Saya mengantar anak saya ke Parents’s Meeting di sekolah, saya bertemu dengan kenalan lama dan kemudian kami berbincang-bincang membicarakan beberapa topik hangat yang ada di Koran. Karena kenalan Saya ini tahu bahwa saya mengelola Duta Nada Music School, dia bertanya:” Apakah LES MUSIK harus HOBI MUSIK ? Anak Saya Tidak Saya berikan Pendidikan Musik karena dia KELIHATANNYA tidak HOBI MUSIK…..”.
Dari ucapannya, Dia SANGAT YAKIN sekali bahwa Pendidikan Musik harus disertai adanya HOBI MUSIK dari Anak tsb. Dan Saya lebih terkejut lagi, bahwa dia mengatakan hal ini hanya bertanya kepada Anaknya yang baru berumur 5 tahun……
Meskipun Pendidikan Musik telah diyakini memberikan Pendidikan Informal yang penting, masih ada beberapa Orang Tua yang RAGU dan percaya Pendidikan Musik harus disertai HOBI MUSIK.
Saya sangat menyayangkan pendapat KELIRU/SALAH dari Orang Tua tsb. Karena menurut saya, Pendidikan Musik sudah menjadi INTEGRAL dari Pendidikan Formal Sekolah. Apakah benar demikian ? Marilah kita lihat beberapa alasan kuat sbb:
“ANAK DIBAWAH UMUR 10 TAHUN BELUM DAPAT MENGETAHUI APAKAH DIA HOBI MUSIK ATAU TIDAK”.
Bagaimana mungkin Anak dibawah umur 10 tahun dapat kita tanya apakah dia HOBI MUSIK atau TIDAK ? Bermain musik adalah suatu PROSES belajar yang harus dilalui dengan MENCOBA. Seperti belajar BERENANG atau NAIK SEPEDA. Seseorang tidak dapat mengatakan bahwa dia TIDAK HOBI berenang apabila belum mencoba belajar berenang. Dalam proses belajar berenang, tentunya banyak sekali halangan2 yang kita dapatkan. Dari hidung kemasukan air sampai minum air kolam renang. Belum lagi apabila mata juga kemasukan air yg disebabkan karena kaca mata renang yg salah posisi. Hal ini semuanya menambah daftar perasaan TIDAK ENAK sewaktu belajar berenang. Tetapi begitu seseorang dapat berenang, rasa senang dan bangga pasti dirasakannya. Lebih2 ketika DIA dapat bermain dengan saudara dan teman di kolam renang, tanpa takut tenggelam….
Hal ini juga spt Belajar Musik. Tanpa mencoba dan dapat memainkan sebuah lagu dengan baik, seseorang belum dpt mengatakan TIDAK mempunyai HOBI MUSIK.
“SEORANG ANAK PADA UMUMNYA TIDAK MENGETAHUI KEUNTUNGAN YG DIDAPAT DARI BELAJAR MUSIK.
Apabila kita bertanya kepada Anak dibawah umur 10th, apakah dia senang Bermain atau Sekolah ? Sudah dapat dipastikan sebagian besar dari mereka akan menjawab “SENANG BERMAIN”. Tetapi, kita sebagai Orang Tua PASTI mencoba untuk membujuk Anak kita untuk terus masuk Sekolah sampai ke Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan karena tanpa SEKOLAH, cara berpikir Anak tidak akan berkembang, sehingga sewaktu dewasa akan SULIT diterima di Masyarakat (dalam hal bekerja dan bersosialisasi).
Demikian juga dg Pendidikan Musik. Anak dibawah umur 10th belum mengetahui manfaat belajar musik. Dia akan melihat suatu proses yang membosankan. Dia belum mengetahui bahwa dg dapat bermain MUSIK, seseorang akan mempunyai EMPATI/Emotianal Intelligence (EQ) yg lebih tinggi dari rata2. SKILL bermain MUSIK dapat juga dipergunakan untuk suatu hal yg positif pada waktu dia dewasa nantinya (misal: dapat mengajar atau bahkan sbg pemusik professional).
Banyak CONTOH POSITIF yang saya dapat bahwa KEBERHASILAN SEORANG ANAK DI PENDIDIKAN MUSIK berasal dari DORONGAN ORANG TUA. Setiap kali saya bertemu dengan seseorang yang dapat bermain musik dengan BAGUS, saya pasti menemukan FIGUR ORANG TUA yang selalu memberikan MOTIVASI DAN DUKUNGAN. Dengan ini kita semua dapat melihat bahwa KEBERHASILAN SEORANG ANAK tidak akan jauh dari PERAN POSITIF ORANG TUANYA.
Nah bagaimana dg ANDA ? Pesan Saya, jangan me-sia2 kan waktu ANAK kita…., berikanlah Pendidikan MUSIK. Oleh: Kurnia D
Sewaktu Saya mengantar anak saya ke Parents’s Meeting di sekolah, saya bertemu dengan kenalan lama dan kemudian kami berbincang-bincang membicarakan beberapa topik hangat yang ada di Koran. Karena kenalan Saya ini tahu bahwa saya mengelola Duta Nada Music School, dia bertanya:” Apakah LES MUSIK harus HOBI MUSIK ? Anak Saya Tidak Saya berikan Pendidikan Musik karena dia KELIHATANNYA tidak HOBI MUSIK…..”.
Dari ucapannya, Dia SANGAT YAKIN sekali bahwa Pendidikan Musik harus disertai adanya HOBI MUSIK dari Anak tsb. Dan Saya lebih terkejut lagi, bahwa dia mengatakan hal ini hanya bertanya kepada Anaknya yang baru berumur 5 tahun……
Meskipun Pendidikan Musik telah diyakini memberikan Pendidikan Informal yang penting, masih ada beberapa Orang Tua yang RAGU dan percaya Pendidikan Musik harus disertai HOBI MUSIK.
Saya sangat menyayangkan pendapat KELIRU/SALAH dari Orang Tua tsb. Karena menurut saya, Pendidikan Musik sudah menjadi INTEGRAL dari Pendidikan Formal Sekolah. Apakah benar demikian ? Marilah kita lihat beberapa alasan kuat sbb:
“ANAK DIBAWAH UMUR 10 TAHUN BELUM DAPAT MENGETAHUI APAKAH DIA HOBI MUSIK ATAU TIDAK”.
Bagaimana mungkin Anak dibawah umur 10 tahun dapat kita tanya apakah dia HOBI MUSIK atau TIDAK ? Bermain musik adalah suatu PROSES belajar yang harus dilalui dengan MENCOBA. Seperti belajar BERENANG atau NAIK SEPEDA. Seseorang tidak dapat mengatakan bahwa dia TIDAK HOBI berenang apabila belum mencoba belajar berenang. Dalam proses belajar berenang, tentunya banyak sekali halangan2 yang kita dapatkan. Dari hidung kemasukan air sampai minum air kolam renang. Belum lagi apabila mata juga kemasukan air yg disebabkan karena kaca mata renang yg salah posisi. Hal ini semuanya menambah daftar perasaan TIDAK ENAK sewaktu belajar berenang. Tetapi begitu seseorang dapat berenang, rasa senang dan bangga pasti dirasakannya. Lebih2 ketika DIA dapat bermain dengan saudara dan teman di kolam renang, tanpa takut tenggelam….
Hal ini juga spt Belajar Musik. Tanpa mencoba dan dapat memainkan sebuah lagu dengan baik, seseorang belum dpt mengatakan TIDAK mempunyai HOBI MUSIK.
“SEORANG ANAK PADA UMUMNYA TIDAK MENGETAHUI KEUNTUNGAN YG DIDAPAT DARI BELAJAR MUSIK.
Apabila kita bertanya kepada Anak dibawah umur 10th, apakah dia senang Bermain atau Sekolah ? Sudah dapat dipastikan sebagian besar dari mereka akan menjawab “SENANG BERMAIN”. Tetapi, kita sebagai Orang Tua PASTI mencoba untuk membujuk Anak kita untuk terus masuk Sekolah sampai ke Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan karena tanpa SEKOLAH, cara berpikir Anak tidak akan berkembang, sehingga sewaktu dewasa akan SULIT diterima di Masyarakat (dalam hal bekerja dan bersosialisasi).
Demikian juga dg Pendidikan Musik. Anak dibawah umur 10th belum mengetahui manfaat belajar musik. Dia akan melihat suatu proses yang membosankan. Dia belum mengetahui bahwa dg dapat bermain MUSIK, seseorang akan mempunyai EMPATI/Emotianal Intelligence (EQ) yg lebih tinggi dari rata2. SKILL bermain MUSIK dapat juga dipergunakan untuk suatu hal yg positif pada waktu dia dewasa nantinya (misal: dapat mengajar atau bahkan sbg pemusik professional).
Banyak CONTOH POSITIF yang saya dapat bahwa KEBERHASILAN SEORANG ANAK DI PENDIDIKAN MUSIK berasal dari DORONGAN ORANG TUA. Setiap kali saya bertemu dengan seseorang yang dapat bermain musik dengan BAGUS, saya pasti menemukan FIGUR ORANG TUA yang selalu memberikan MOTIVASI DAN DUKUNGAN. Dengan ini kita semua dapat melihat bahwa KEBERHASILAN SEORANG ANAK tidak akan jauh dari PERAN POSITIF ORANG TUANYA.
Nah bagaimana dg ANDA ? Pesan Saya, jangan me-sia2 kan waktu ANAK kita…., berikanlah Pendidikan MUSIK. Oleh: Kurnia D
Tuesday, January 30, 2007
Duta Nada Pindah Gedung ...
Hari Minggu bulan Januari 28, ,2007, Duta Nada Music School pindah ke alamat baru Jl. Pulau Bira Raya Blk B9 no 3 ,Permata Buana, Jakarta. Gedung baru tidak jauh dari gedung lama dan berjarak sekitar 150 m.
Gedung baru mempunyai kapasitas hampir 2X dari gedung lama, yaitu 13 ruangan. Kami juga menyediakan ruangan yang cukup besar untuk "Small Concert" untuk dapat digunakan oleh para murid yang berumur 4-6 th. Dengan demikian, konser dapat berlangsung secara kontinyu dan tentunya akan memberikan kesempatan tampil dimuka bagi murid2 pemula.
Kami berharap dengan bertambahnya fasilitas dan kapasitas gedung, Duta Nada dapat memberikan yang terbaik untuk semua murid2.
Nomor telepon di gedung baru berubah ke 5806056
Hari Minggu bulan Januari 28, ,2007, Duta Nada Music School pindah ke alamat baru Jl. Pulau Bira Raya Blk B9 no 3 ,Permata Buana, Jakarta. Gedung baru tidak jauh dari gedung lama dan berjarak sekitar 150 m.
Gedung baru mempunyai kapasitas hampir 2X dari gedung lama, yaitu 13 ruangan. Kami juga menyediakan ruangan yang cukup besar untuk "Small Concert" untuk dapat digunakan oleh para murid yang berumur 4-6 th. Dengan demikian, konser dapat berlangsung secara kontinyu dan tentunya akan memberikan kesempatan tampil dimuka bagi murid2 pemula.
Kami berharap dengan bertambahnya fasilitas dan kapasitas gedung, Duta Nada dapat memberikan yang terbaik untuk semua murid2.
Nomor telepon di gedung baru berubah ke 5806056
Monday, January 29, 2007
Peranan Pendidikan MUSIK bagi Perkembangan Kecerdasan Anak Anda !
Apa benar Pendidikan Musik memberikan kecerdasan lebih kepada Anak2 kita? Apa benar Pendidikan Musik menyeimbangkan otak kiri dan kanan, sehingga anak tidak hanya berpikir secara logika saja tetapi dapat pula mempunyai Emotional Intelligence yang baik ? Apa benar Pendidikan Musik memberikan investasi SKILL kepada Anak dan akan sangat berguna apabila mereka dewasa ?
Pertanyaan diatas tentunya menggelitik kita semua untuk mengetahuinya lebih mendalam. Untuk itu, mari kita bedah proses dari Belajar Musik itu sendiri.
Pendidikan Musik biasanya dimulai dengan belajar membaca NOT Balok. Seperti kita ketahui, tiap not balok mempunyai harga ketukan dan Anak harus betul2 memperhatikan hal ini. Apabila tidak, lagu yang dimainkan tidak akan berbentuk, meskipun not yang dimainkan adalah benar. Dengan memperhatikan harga dari tiap NOT dan harus memainkannya dengan ketukan yang benar, belajar MUSIK mempunyai proses me-aktifkan Otak Kiri (belahan otak manusia yang mengatur logika, hitungan dsb.)
Mari kita sekarang melihat dari proses memainkan lagu itu sendiri. Apabila anak ingin memainkan suatu lagu dengan baik, maka Guru akan mengajarkan bahwa lagu harus dimainkan dengan SOUL (jiwa). Di teori musik kita mengenal dengan kata LEGATO atau definisi bahasa Inggrisnya adalah “To bind the note to produce a continuing melody line (in a manner that is smooth and connected)”. Memainkan musik dengan Legato amatlah penting, apabila tidak Musik akan terdengar “Kering” dan “Datar” .
Dengan diharuskannya memainkan musik secara Legato dan dengan Perasaan, belahan Otak Kanan Anak akan sangat Aktif bekerja. Tentunya hal ini akan menghasilkan tidak hanya perasaan musik yang bagus tetapi juga Emotional Intelligent yang tajam. Anak Anda akan mempunyai “Empati” yang lebih bagus di kehidupan sosialnya. Dan proses ini berjalan secara otomatis dengan belajar Musik !
Saya pernah bertemu dengan anak 10 th dengan prestasi Sekolah yang sangat baik. Bahkan, anak ini dapat disebut sebagai juara kelas. Tetapi, ada satu hal yang membuat saya sangat tertegun, yaitu cara dia berbicara sangat kasar dan kadang tajam menyakitkan hati. Setelah saya telusuri lebih lanjut, ternyata banyak teman2 sekolahnya juga menjauhkan diri dari dia. Ini adalah suatu contoh yang sangat baik sekali dimana seorang anak sangat pandai tetapi Emotional Intelligentnya mempunyai nilai NOL.
Perusahaan ASTRA Co adalah suatu perusahaan tbk yang besar di Indonesia yang tidak menerima karyawan berdasarkan test IQ saja. Tetapi calon karyawan dilihat dari berbagai macam tes dan interview bagaimana dia dapat berinteraksi dengan koleganya kelak setelah dia diterima di perusahaan. ASTRA Co percaya, bahwa pandai di suatu bidang bukan segalanya untuk menjadi karyawan atau pemimpin teladan. Tetapi seseorang yang mengetahui bagaimana cara bergaul dan mengemukakan pendapat yang baik, sudah pasti adalah suatu benih karyawan/pemimpin Teladan.
Mengapa EQ (Emotional Quotient) begitu penting belakangan ini dan ternyata tidak banyak diajarkan di sekolah ? Hal ini disebabkan Sekolah sangat menekankan pelajaran Matematika, Ilmu Alam, dsb. Bahkan, salah satu sekolah prestigious di Jakarta hanya membutuhkan test Matematika saja dalam penerimaan muridnya tanpa melihat penguasaan pelajaran lainnya.
Dari fakta diatas, Kita harus mulai mempertimbangkan Pendidikan Musik bagi Putra/Putri kita. Kelebihan lain dari Belajar Musik adalah memberikan investasi SKILL untuk Anak dikemudian hari. Selain dapat menikmati permainan musik sendiri, seseorang yang mempunyai SKILL musik yang bagus nantinya akan sangat dicari sebagai pengajar yang kompeten. Seperti kita ketahui, industri belajar/mengajar musik dikemudian hari terus berkembang seiiring dengan banyaknya Orang Tua Murid yang percaya bahwa Pendidikan Musik di Usia Dini amatlah penting untuk Anak-anak.
Nah tunggu apa lagi, buruan cari Sekolah Musik yang mempunyai kurikulum yang bagus, pengajar yang kompeten dan mempunyai ujian yang bertaraf International. Hal ini amatlah penting. Karena, apabila belajar musik dengan cara yang salah pada usia dini, amatlah sukar untuk dibentuk/dibetulkan kembali (contoh: penjarian yang salah, posisi badan tidak benar, dsb). Dan tentunya, investasi uang & waktu akan terbuang dengan percuma.
Apa benar Pendidikan Musik memberikan kecerdasan lebih kepada Anak2 kita? Apa benar Pendidikan Musik menyeimbangkan otak kiri dan kanan, sehingga anak tidak hanya berpikir secara logika saja tetapi dapat pula mempunyai Emotional Intelligence yang baik ? Apa benar Pendidikan Musik memberikan investasi SKILL kepada Anak dan akan sangat berguna apabila mereka dewasa ?
Pertanyaan diatas tentunya menggelitik kita semua untuk mengetahuinya lebih mendalam. Untuk itu, mari kita bedah proses dari Belajar Musik itu sendiri.
Pendidikan Musik biasanya dimulai dengan belajar membaca NOT Balok. Seperti kita ketahui, tiap not balok mempunyai harga ketukan dan Anak harus betul2 memperhatikan hal ini. Apabila tidak, lagu yang dimainkan tidak akan berbentuk, meskipun not yang dimainkan adalah benar. Dengan memperhatikan harga dari tiap NOT dan harus memainkannya dengan ketukan yang benar, belajar MUSIK mempunyai proses me-aktifkan Otak Kiri (belahan otak manusia yang mengatur logika, hitungan dsb.)
Mari kita sekarang melihat dari proses memainkan lagu itu sendiri. Apabila anak ingin memainkan suatu lagu dengan baik, maka Guru akan mengajarkan bahwa lagu harus dimainkan dengan SOUL (jiwa). Di teori musik kita mengenal dengan kata LEGATO atau definisi bahasa Inggrisnya adalah “To bind the note to produce a continuing melody line (in a manner that is smooth and connected)”. Memainkan musik dengan Legato amatlah penting, apabila tidak Musik akan terdengar “Kering” dan “Datar” .
Dengan diharuskannya memainkan musik secara Legato dan dengan Perasaan, belahan Otak Kanan Anak akan sangat Aktif bekerja. Tentunya hal ini akan menghasilkan tidak hanya perasaan musik yang bagus tetapi juga Emotional Intelligent yang tajam. Anak Anda akan mempunyai “Empati” yang lebih bagus di kehidupan sosialnya. Dan proses ini berjalan secara otomatis dengan belajar Musik !
Saya pernah bertemu dengan anak 10 th dengan prestasi Sekolah yang sangat baik. Bahkan, anak ini dapat disebut sebagai juara kelas. Tetapi, ada satu hal yang membuat saya sangat tertegun, yaitu cara dia berbicara sangat kasar dan kadang tajam menyakitkan hati. Setelah saya telusuri lebih lanjut, ternyata banyak teman2 sekolahnya juga menjauhkan diri dari dia. Ini adalah suatu contoh yang sangat baik sekali dimana seorang anak sangat pandai tetapi Emotional Intelligentnya mempunyai nilai NOL.
Perusahaan ASTRA Co adalah suatu perusahaan tbk yang besar di Indonesia yang tidak menerima karyawan berdasarkan test IQ saja. Tetapi calon karyawan dilihat dari berbagai macam tes dan interview bagaimana dia dapat berinteraksi dengan koleganya kelak setelah dia diterima di perusahaan. ASTRA Co percaya, bahwa pandai di suatu bidang bukan segalanya untuk menjadi karyawan atau pemimpin teladan. Tetapi seseorang yang mengetahui bagaimana cara bergaul dan mengemukakan pendapat yang baik, sudah pasti adalah suatu benih karyawan/pemimpin Teladan.
Mengapa EQ (Emotional Quotient) begitu penting belakangan ini dan ternyata tidak banyak diajarkan di sekolah ? Hal ini disebabkan Sekolah sangat menekankan pelajaran Matematika, Ilmu Alam, dsb. Bahkan, salah satu sekolah prestigious di Jakarta hanya membutuhkan test Matematika saja dalam penerimaan muridnya tanpa melihat penguasaan pelajaran lainnya.
Dari fakta diatas, Kita harus mulai mempertimbangkan Pendidikan Musik bagi Putra/Putri kita. Kelebihan lain dari Belajar Musik adalah memberikan investasi SKILL untuk Anak dikemudian hari. Selain dapat menikmati permainan musik sendiri, seseorang yang mempunyai SKILL musik yang bagus nantinya akan sangat dicari sebagai pengajar yang kompeten. Seperti kita ketahui, industri belajar/mengajar musik dikemudian hari terus berkembang seiiring dengan banyaknya Orang Tua Murid yang percaya bahwa Pendidikan Musik di Usia Dini amatlah penting untuk Anak-anak.
Nah tunggu apa lagi, buruan cari Sekolah Musik yang mempunyai kurikulum yang bagus, pengajar yang kompeten dan mempunyai ujian yang bertaraf International. Hal ini amatlah penting. Karena, apabila belajar musik dengan cara yang salah pada usia dini, amatlah sukar untuk dibentuk/dibetulkan kembali (contoh: penjarian yang salah, posisi badan tidak benar, dsb). Dan tentunya, investasi uang & waktu akan terbuang dengan percuma.
Subscribe to:
Posts (Atom)