Tuesday, November 24, 2009
Baru baru ini ada yang terobosan di sekolah musik Duta Nada untuk membuat para murid berani tampill dimuka dengan rasa percaya diri yang tiinggi. Sudah sangat biasa kita melihat anak-anak yang dibesarkan di Asia (timur) pada umumnya sangat malu-malu apabila ditunjuk untuk maju ke depan kelas, dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di negara Barat. Hal ini disebabkan karena budaya mengajar di Asia kurang memberikan kesempatan/ tantangan untuk maju ke depan kelas dan memberikan pendapatnya/inisiatifnya. Guru di negara Barat biasanya sangat siap menerima kritik, dan tidak seperti guru di negara Timur, yang mana guru harus selalu benar pendapatnya......
Kami juga melihat kebanyakan murid yang masih muda umurnya (di Duta Nada Music School) sangat takut sekali untuk ikut konser tahunan. Gejala ini pada awalnya kami anggap biasa, tetapi toh tidak boleh dibiarkan berlarut-larut kan? Maka itu, dimulai pada bulan November ini, sekolah musik Duta Nada merilis Studio Concert yang akan diadakan di kelas (dipilih kelas yang lebih besar untuk itu). Ciri-ciri dari Studio Concert di tempat kita adalah:
1. Konser bukan merupakan ajang menunjukkan permainan yang sudah matang, tetapi lebih pada tempaan mental untuk berani tampil ke depan.
2. Konser di-sponsori oleh masing-masing guru.
3. Guru dapat berkolaborasi dengan guru lainnya supaya para murid dapat melihat konser murid lainnya.
4. Isi konser adalah perkenalan diantara murid (harus maju satu-satu), guru memberikan aspek teknis konser, konser, dan feedback dari guru bagi semua murid.
5. Lama konser sekitar 1 - 1.5 jam.
6. Minimum tiap tahun murid harus 2X konser atau 1 tahunnya 2-4 X.
Dengan Studio Concert, kami yakin murid-murid jebolan dari sekolah musik Duta Nada akan mempunyai mental baja, berani tampil dan mempunyai pengalaman konser yang lebih dari murid-murid sekolah musik lainnya.
Wednesday, November 11, 2009
Siapa yang tidak bangga lulus dengan "Distinction" pada Royal Examination 2009?
Bangga? Sudah pasti....
Hal ini tentunya dirasakan oleh 12 murid dari DutaNada Music School. Untuk mendapatkan lulus dengan "Distinction", murid harus mendapatkan nilai minimum 130 dari total max 150. Pada tahun 2009 ini, 60% murid sekolah musik DutaNada mendapatkan lulus dengan predikat "Merit" dan "Distinction". Ini artinya mereka meraih lulus dengan 'memuaskan" dan "sangat memuaskan". Tentunya hal ini hanya dapat diraih dengan kerja keras dari murid-murid dan para guru pengajar.
Ingin melihat fotonya?
Anda dapat ke me Klik URL ini......
Friday, October 30, 2009
Minggu kemarin saya menerima sms dari paman saya. Cukup kaget juga menerima sms dari dia, karena kita jarang sekali berkomunikasi dengan sms dan biasanya pembicaraan berlangsung pada saat pertemuan keluarga. Itupun tidak setiap saat dapat bertemu dengan beliau karena kesibukannya di kegiatan pendidikan dan politik.
Dengan rasa penasaran saya membuka sms dan saya yakin isi sms adalah mengenai masalah keluarga atau topik lain yang cukup penting atau serius. Tapi ternyata isi dari sms adalah sebagai berikut: "Tolong, apabila mengetahui buku yang dapat memberikan bimbingan belajar sendiri untuk membaca not balok, beritahu saya...".
Prakiraan saya salah besar mengenai isi dari sms dan ternyata dia ingin belajar musik di hari tuanya. Jangan kaget, paman saya berumur lebih 70 th, tidak pernah belajar musik, seorang wirausaha, sibuk di kegitatan pendidikan dan politik, dan tiba-tiba ingin belajar instrumen musik yaitu keyboard....
Meskipun rasa tidak percaya berkecamuk dihati, saya coba untuk me-konfirmasinya kembali dan ternyata memang benar!
Fenomena ini menunjukkan bahwa seorang kakek (beliau sudah mempunyai beberapa cucu) bisa saja mempunyai keinginan belajar musik dihari tuanya...
Meskipun belajar musik dapat dilakukan pada usia lanjut, tetapi tentunya akan mempunyai hasil yang berbeda apabila dilakukan pada masa anak-anak atau usia muda. Otot motorik, kemampuan membaca not dan refleks merupakan faktor yang sangat menentukan dan ini hanya bisa didapatkan pada usia muda.
Apa yang dapat kita pelajari dari kejadian ini? Salah satunya adalah tetaplah persisten dengan proses pendidikan musik anak kita. Jangan sampai berhenti di tengah jalan dan tiba-tiba menjadi seorang anak yang buta musik. Di jaman sekarang ini anak mempunyai tantangan yang makin besar dan sosialitas makin mengharapkan bahwa kita mempunyai beberapa keahlian dasar dan salah satunya adalah kemampuan memainkan instrumen musik dengan baik.
Cukup banyak kasus anak yang berhenti di tengah jalan kembali belajar ke sekolah musik kami. Pemicu untuk belajar kembali dia melihat teman2nya yang sangat piawai memainkan alat musik disekolah. Meskipun untuk belajar lagi adalah langkah yang baik, tetapi waktu tidak dapat diulang. Apabila dia tidak meninggalkan belajarnya, tentunya dia telah mendapatkan grade yang lebih tinggi.
Dari contoh kasus ini, kami berharap jangan sampai hal ini terjadi pada anak anda......
Saturday, October 17, 2009
Ga' Bisa Main Musik di Jaman Sekarang? Malu dan G' Pede!
Suatu hari kami kedatangan calon OrangTuaMurid, sebut saja Ibu Vitri. Rupanya dia bingung; anaknya mendapat pelajaran musik disekolah dan dia tidak dapat membantu menjawab pertanyaan mengenai musik, karena dia buta mengenai hal ini. Di tengah kegelisahannya Ibu Vitri berkata kepada kami: "Pada waktu jaman saya sekolah, mana ada pelajaran musik? Pelajaran musik hanya bernyanyi bersama, dan tanpa not. Not yang diajarkan hanya not angka, dan itupun diajarkan pada saat di kelas smp/sma. Wah, sekarang saya harus mengerti not balok apabila ingin membimbing anak saya. Bagaimana ini...?"
Keluhan seperti ini tidak hanya dari Ibu Vitri saja. Ada beberapa OrangTuaMurid mempunyai masalah yang sama. Bahkan, beberapa anak mereka minder karena banyak dari teman-temannya pandai memainkan alat musik (misal Piano, Gitar ata Violin).
Fenomena diatas kian kelihatan di jaman sekarang. Kemampuan untuk bermain musik adalah bagian dari hidup. Jawaban "TIDAK DAPAT BERMAIN MUSIK" merupakan jawaban yang aneh dan memalukan di jaman sekarang ini...... (catatan: hal ini sudah spt penggunaan komputer dimana sudah tercantum di kurikulum sekolah). Dari pengamatan yang ada, anak yang dapat memainkan alat musik dengan baik mempunyai "Self Confidence" (Pe'de) yang tinggi dan sangat mudah bergaul dengan teman-teman lainnya. Belajar dari keadaan ini, OrangTuaMurid harus mengetahui betapa penting bagi anak untuk terus dapat belajar musik tanpa berhenti ditengah jalan. Karena, kehidupan bermasyarakat di jaman ini, musik merupakan hal yang amat penting dan di appresiasi oleh semua orang, termasuk kolega dan teman-temannya.
Nah, tunggu apa lagi? Jangan sampai anak Anda berhenti belajar musik ditengah jalan. Selalu berikan motivasi, pengertian dan dukungan penuh. Jangan sampai mereka menyesal dikemudian hari. Karena
belajar musik tidak akan bisa dilakukan pada umur dewasa. Anda mempunyai komentar atau feedback
mengenai topik ini ? Silahkan menulis ke DutaNada@Gmail.Com atau anda dapat mampir ke www.DutaNada.Com.
Anak susah “Belajar/Latihan” musik?
Wednesday, June 04, 2008

JANGAN KEHILANGAN KESEMPATAN….! ! !
“OPPORTUNITY” atau “KESEMPATAN” adalah suatu keadaan yang sangat dicari oleh setiap orang….. à Kesempatan berbisnis…. kesempatan mencari kerja….. kesempatan utk mengambil S2/belajar kembali dan lain-lainnya…..
Masalahnya, “Kesempatan” ini datangnya tidak dapat di prediksi, dan apabila kita tidak tetap berusaha untuk mencarinya, kesempatan tersebut akan hilang…..
Maka itu, dengan membuka semua potensi yang ada, datangnya “Kesempatan” akan disambut oleh suatu persiapan yg baik dan akan membuahkan hasil yang maksimal.
Ada suatu contoh yang ingin saya sharing dengan pembaca dari hasil interview saya dengan seorang calon guru musik. Sebutlah nama dia “Gunawan”.
Dari resume yang saya baca, Gunawan lulus PK3 (setara dg grade 8, Royal) dari sekolah musik yg cukup ternama.
Cukup mengesankan…. lebih2 apabila dia juga masih kuliah di bidang arsitektur, suatu bidang yg berbeda dengan musik…. Melihat kenyataan yang ada, terbetiklah suatu keingintahuan dari saya apakah yang menjadi landasan bahwa dia bisa tetap belajar musik selama 8-10 tahun tanpa rasa bosan?
Beberapa menit dari interview, saya mengetahui bahwa dia belajar musik hanya menurut kemauan orang tuanya saja pada awalnya. Belajar musik bukan merupakan impiannya, tetapi hanya sebagai sesuatu yang wajib spt pelajaran sekolah/formal. Bahkan pada masa2 tertentu, latihan musik merupakan suatu siksaan bagi dia….
Tetapi Gunawan tetap dapat menyelesaikan pendidikan musiknya berkat “PERSISTENSI dan KONSISTENSI” dari kedua orang tuanya yg selalu dengan sabar mendorongnya untuk terus belajar musik. “Suatu hari, kamu akan menemukan jawabannya kelak…....”, kenang Gunawan bagaimana orang tuanya memberikan petuah kepadanya.
Meskipun Grade 1-5 dilalui oleh rasa bosan, tetapi Gunawan menemukan arti belajar musik pada Grade 6. Dia betul2 menemukan suatu kesenangan / enjoyment untuk memainkan not2 diatas tuts untuk lagu2 klasik yang cukup teknis. Bahkan pada saat akhir belajarnya, dia mendapatkan berbagai macam penghargaan dan berguru pada salah satu pemain “Virtuoso” terbaik di Indonesia (Levi. G).
Apa yg dapat kita pelajari dari kisah ini…..?
Belajar musik memerlukan peran penting dari Orang Tua Murid. Pada usia belia, anak tidak begitu mengerti “ARTI” dari belajar musik. Rasa malas belajar adalah suatu fenomena yang biasa. Tetapi, apabila Orang Tua membimbing dan memotivasi secara kontinyu, maka “KESEMPATAN” berhasil akan cukup tinggi.
Bahkan sudah terjadi di beberapa kasus, anak yg tadinya malas dan kurang bisa bermain, pada suatu saat (umur tertentu) dapat mempunyai kemajuan yg sangat luar biasa. Hal ini biasanya disebabkan oleh rasa keigintahuan dan enjoyment yang didapat pada grade2 tertentu……
Maka itu, apabila kita kalah “NEGO” dengan anak dan memberhentikan belajar musiknya karena dia MALAS, berarti kita sudah menutup “KESEMPATAN” yg mungkin bisa didapat spt cerita dari Gunawan…….
Untuk itu, peran Orang Tua adalah no 1 didalam belajar musik …….
Wednesday, March 19, 2008

…”Siapa Takut dengan Ujian Royal…?” Hal ini tentunya berlaku bagi para murid yang rajin berlatih dan disertai Orang Tua Murid yang tidak lelah utk memberikan perhatian dan mendukung kemajuan belajar musik anaknya…..
Penguji Royal datang langsung dari London (UK), dan bukan orang Indonesia, maka itu LULUS/TIDAK LULUS akan sangat Objective dan tidak dapat diganggu gugat. Bagi mereka yang dapat lulus dan mendapatkan sertifikasi tentunya mempunyai kebanggaan tersendiri karena sertifikasi yang didapat adalah sertifikasi Internasional dan diakui dan disamakan dengan murid2 dari negara lainnya .
Untuk dapat mengikuti Ujian Royal, Duta Nada mempunyai “MISI” bahwa murid tidak hanya bisa memainkan lagu ujian saja. Sekolah Musik ingin memastikan bahwa setiap murid harus dapat memainkan Pieces dan lagu sesuai dengan kurikulum yang ditentukan. Mengapa demikian…?
Hal ini dapat dijelaskan seperti halnya pertandingan memasak nasi goreng. Apabila seseorang berlatih dengan koki yang pandai dan tiap hari berlatih memasak nasi goreng, sudah tentu bahwa dia merupakan kandidat yang kuat untuk memenangkan pertandingan memasak. Tetapi kita harus ingat, dia hanya bisa masak “Nasi Goreng” saja….. Untuk dapat memasak masakan lainnya dengan cita rasa yang lezat, dia tentunya tidak bisa. Dan…. Karena pengetahuan memasak hanya sebatas di nasi goreng, dia akan menemui kesulitan untuk mempelajari cara memasak masakan yang lebih kompleks dan rumit.
Analogi diatas sama dengan Ujian/Belajar Musik. Seseorang dapat dilatih lagu ujian tiap hari untuk dapat lulus ujian. Tetapi hal ini mempunyai bahaya laten, yang menyebabkan murid tsb tidak akan dapat memainkan pieces/lagu lainnya dan kemajuan grade berikutnya akan sulit sekali. Karena tiap tingkatan mempunyai teknikal perspective yang berbeda dan ini harus dilalui dengan lagu2 kurikulum yang telah ditetapkan.
Dengan makin tingginya tingkatan Grade, latihan dirumah harus lebih lama pula. Hal ini disebabkan karena lagu lebih panjang dan kompleks. Apabila pada Grade 1 murid cukup berlatih 10-15 menit 3X seminggu, untuk Grade 5 dibutuhkan 30 menit tiap sesinya bahkan lebih sesuai dengan tingkat kemampuan setiap anak.
Karena kemampuan tingkat Musik dari setiap anak berbeda, kemampuan untuk menguasai lagu dari satu anak ke anak mengalami perbedaan juga. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Tetapi harus diingat bahwa belajar musik adalah suatu “PROSES”. Asalkan tidak berhenti, kita percaya bahwa Anak akan mendapatkan sesuatu dikemudian hari…..
Karena tiap kemampuan yang berbeda, ada anak yg bisa mengikuti ujian tiap tahunnya dan ada yang harus menunggu. Tetapi kita harus memastikan bahwa apabila 2X tidak dapat mengikuti ujian (secara ber-urut), introspeksi kedua belah pihak harus cepat2 dilakukan……
Duta Nada “Tidak” memberikan pelajaran musik secara “Instan” spt yg dijanjikan oleh beberapa sekolah musik lainnya. Karena kami percaya bahwa belajar musik adalah suatu proses dengan membangun fundamental (dasar) yg kuat. Ujian memang penting untuk seseorang mempunyai target/sasaran belajar, tetapi ujian bukan segalanya…..
Karena ujian Royal sangat flexible (dpt loncat grade), murid dapat mengejar ketinggalannya di tahun2 lalu apabila tekun berlatih. Maka itu, sangatlah penting utk terus rajin berlatih dirumah, minimum 1 minggu 3X……
Thursday, January 17, 2008

Siapa sih yang tidak tahu Chopin? Nama komplitnya adalah Fryderyk Chopin (1810-49) dan dia adalah seorang composer dijaman Romantics. Lagu yang di buat oleh Chopin biasanya tidak terlalu mechanical dan lebih mementingkan keunikan. Sebagai contohnya didapat pada Sonata. Meskipun Chopin menulis untuk orkestra, vocal dan ensemble, tetapi banyak karyanya yang terkenal untuk Piano Solo.
Apa uniknya seorang composer Chopin sewaktu berlatih piano? Saya baru mengetahuinya setelah Bpk Mario Santoso (Wakil Dekan Univ Pelita Harapan bagian Musik) memberikan workshopnya kepada para Guru di Duta Nada beberapa bulan yang lalu. Beliau mengatakan bahwa : “CHOPIN ASKED TO PRACTICE WITH METRONOME, ALWAYS”. Saya cukup terkesima bahwa alat Metronome yang sangat sederhana ini amat diutamakan untuk berlatih disemua alat musik.
Dalam makalahnya, Bpk Mario mengatakan bahwa fungsi dari Metronome adalah menanam “BASIC PULSE” dalam hati, sehingga pemusik akan dapat me-organize dan menyusun musik yang dimainkan dengan lebih baik. Selain itu, permainan akan lebih konsisten (steady), tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Sampai sekarangpun setelah menjadi seorang pianis dan menempati posisi penting di universitas yang terkenal, Bpk Mario masih menggunakan Metronome sewaktu berlatih piano.
Bermain musik dengan Metronome akan memberikan penanaman detak (pulse) dan hitungan di UNCONCIOUS LEVEL (pikiran bawah sadar) pemain, dan dengan kebiasaan ini, pemusik akan medapatkan naluri yang tajam terhadap rhythm dan dapat memainkan lagu dengan lebih baik.
Ada yang lain di Duta Nada Music School dalam kurun waktu 2 bulan ini. Kami menghimbau semua Guru untuk memperkenalkan dan menggunakan Metronome kepada murid2 yang memang telah siap untuk mempelajarinya. Kami menginginkan semua murid sejak dini telah diperkenalkan untuk menggunakan alat yang sangat sederhana ini tetapi memberikan hasil yang luar biasa dikemudian hari. Untuk itu, Duta Nada menambah jumlah Metronome di sekolah musik sehingga guru dapat memberikan pengajaran dengan baik.
Kami juga menghimbau Orang Tua murid untuk membelikan Metronome kepada siswa/siswi, terutama bagi mereka yang telah menginjak Grade 1. Kami sangat percaya bahwa dengan adanya Metronome disisi sewaktu latihan alat musik, siswa/siswi akan mendapatkan manfaat yang sangat besar terutama dalam kemajuan permainannya.
Nah, tunggu apa lagi?
Wednesday, November 14, 2007

Buang Waktu…? Sudah Pasti….
Alan Weiss, seorang consultant terkemuka dari Amerika menulis di Blogsite nya dan mengatakan bahwa “Uang Hilang Dapat di Cari……, tetapi Waktu yang Hilang Tidak dapat Kembali”. Maka itu, kita betul2 harus menggunakan “WAKTU” secara sangat BIJAKSANA……
Tidak terkecuali dengan Pendidikan Musik. Kita telah mengetahui bahwa Pendidikan Musik amat penting bagi Putra/Putri kita dan itu hanya bisa dipelajari pada USIA DINI. Selama kami mengajar MUSIK, anak yang mulai belajar pada waktu usia 5 tahun mempunyai jari yang lebih lentur daripada anak memulainya pada usia lanjut, katakanlah 13 th.
Maka itu, pastikanlah Anak Anda mendapatkan Pendidikan Musik pada usia Dini……..
Hal yang paling menyedihkan dari pengalaman kami adalah menerima murid dari sekolah lain, dan calon murid memainkan alat musik dengan posisi JARI yang SALAH…….
Sebut saja alat musik Piano. Di DutaNada, sudah merupakan suatu standard dan kewajiban memainkan piano harus dg Ujung Jari dengan bentuk Bulat -> Finger Tips. Dengan cara begini, sewaktu murid di tingkat Grade yang Advance, murid dapat memainkan lagu dengan lebih bagus, karena mempunyai “Touch” yang sempurna.
Pesan yang kita bawa adalah, “Jangan Buang Waktu Anak Anda untuk TIDAK mengikutkan di Pendidikan Musik di Usia Dini, dan Jangan Buang Waktu dengan mengikutkan di sekolah Musik yang TIDAK mempunyai Kurikulum dan Pengajaran yang Jelas…..”
Di Duta Nada, kita mempunyai kurikulum yang ter struktur dan mengacu kepada Royal Examination dari London, UK. Kita tidak mengadakan ujian lokal sekolah spt Sekolah Musik lain pada umumnya. Semua murid ditempat kita mengikuti Ujian Royal.
Di tempat kita pengajaran diberikan secara PRIVATE, sehingga kemajuan murid dpt disesuaikan dengan kemampuan masing2 anak. Meskipun kita mempunyai sasaran target pendidikan, tetapi kita juga memahami bahwa pendidikan musik harus juga disesuaikan dengan perkembangan pribadi setiap anak/murid.
Kita sangat hati2 memilih kualitas Guru. Hampir semua Guru mempunyai Pendidikan Musik dengan equivalent Grade 8/Diploma Royal. Semua Guru harus melalui seleksi dan audisi ketat dari Kepala Divisi, Bpk Erick. H (dari Bruchner Austria Conservatorium) yang juga merupakan dosen di UPH di bagian Musik (Univ Pelita Harapan).
DutaNada berada dilokasi perumahan Permata Buana (Ruko) di jln Pulau Bira Raya B9 no 3. Gedung baru kami mempunyai 3 lantai. Kebersihan kami jaga secara seksama sehingga murid mempunyai pengalaman belajar yang nyaman.
Kita pasti tahu, apabila suatu pekerjaan dilakukan dengan sepenuh hati dan FOKUS, pasti pekerjaan itu akan membuahkan hasil yang lebih sempurna. Dengan keyakinan tsb, DutaNada sangat fokus didalam pengajaran musik. Kami hanya memberikan Pendidikan Musik AKUSTIK, yaitu Piano, Violin, dan Gitar.
Untuk Ujian Royal 2007, semua murid Duta Nada LULUS….. Banyak diantara mereka yang mendapatkan nilai MERIT (dengan pujian) dan DISTINCTION. Kami dan para Guru sangat bangga dengan PRESTASI yang telah dicapai sekarang ini.
Nah, tunggu apa lagi…. JANGAN BUANG WAKTU DAN SEGERA DAFTARKAN PUTRA/PUTRI ANDA DI DUTA NADA MUSIC SCHOOL.
Tuesday, October 09, 2007
Pada waktu acara reuni SMA belum lama ini, saya bertemu dengan teman sebangku, sebut saja Sudibyo. Karena lama tidak bertemu, kami berbagi cerita mengenai pekerjaan, keluarga dan anak. Setelah bicara beberapa lama, pembicaraan kita sampai pada Pendidikan Musik, dan cerita dia sangat menarik. Dia bilang ke saya dalam 2 tahun ini dia sudah BUANG WAKTU SIA2….. Ah, ada apa gerangan ? Saya kurang mengerti maksudnya sampai dia menceritakan pengalaman dia sbb:
Anak perempuannya (Nadia), telah les piano selama 2 tahun. Selama ini dia cukup puas dengan apa yang telah dipelajari oleh anaknya. Dapat memainkan beberapa lagu classical dan lagu favorit lainnya.
Pada suatu hari, dia mampir di tempat sepupunya yang cukup mahir main Classical Piano. Sepupu Pak Sudibyo ini belajar piano di Conservatory Jerman. Jadi masalah teknik bermain dan interpretasi lagu sudah pasti sangat dikuasainya sekali. Teman saya Sudibyo tentunya ingin membanggakan anaknya didepan sepupunya yang juga seorang pianist. Maka itu, dia menyuruh anaknya Nadia untuk main 2 lagu pilihannya.
Setelah bermain, sepupu dia berkomentar….., “Nadia bisa memainkan lagu dengan baik,…. Tetapi dia TIDAK mempunyai “TOUCH” sama sekali di Tuts piano.” Sepupunya berujar lagi: “ Touch di Piano sangat penting sekali, karena dengan itu lagu memiliki interpretasi dan jiwa. …..
Apa sih yang kau maksud dengan “TOUCH”? Sudibyo sangat kebingungan, karena menurut dia, Nadia telah memainkan lagu dengan cukup baik. Dengan tenang Sepupunya menjawab:” Nadia bisa membaca not dengan baik, tetapi, jari dia kurang/tidak kuat, sehingga bagian lagu yang harusnya dimainkan secara FORTE/Keras, tidak ada bedanya dengan bagian yang dimainkan lembut. Hal ini disebabkan oleh jari2 yang kurang mempunyai tenaga…..
“Bagaimana bisa terjadi demikian..?”, Sudibyo makin kebingungan, karena dia tidak pernah mengira hal ini bisa terjadi pada permainan anaknya….
Sepupunya bertanya:” Apakah Nadia latihan dengan PIANO atau KEYBOARD? “ Karena dua alat musik tersebut serupa tetapi mempunyai perbedaan yang amat besar….” Sudibyo amat terkejut dengan keterangan sepupunya, karena selama ini Nadia berlatih dengan Keyboard. Dengan penasaran dia bertanya: “Apa bedanya? Toh keduanya serupa dan dapat menghasilkan suara yang sama?”
Sepupunya menjawab: “Wah beda sekali. Pada Piano, jari kita harus pencet tuts dengan tenaga dan dapat dibunyikan sesuai dengan perasaan kita. Tetapi dengan Keyboard, jari tidak usah bekerja terlalu susah, diraba saja tutsnya, bunyi sudah dpt dihasilkan. Maka itu, seseorang yang bermain dengan Keyboard cukup lama, akan sulit sekali bermain piano. Karena, jari2 nya sudah mempunyai kebiasaan memencet tuts dengan mudah.
Selain itu, apabila terlalu lama berlatih di Keyboard, dibutuhkan waktu yang cukup lama pula untuk mendapatkan TOUCH yang bagus. Hal ini seperti halnya orang terbiasa menulis dengan tangan kanan dan kemudian harus menulis dengan tangan kiri…..”
Cerita diatas sangatlah menarik untuk kita semua. Sudibyo baru mengetahui bahwa selama ini dia telah “BUANG WAKTU” anaknya dengan tidak memberikan PIANO sebagai alat untuk latihan musik. Dengan demikian, anaknya harus mulai dari awal/nol untuk membiasakan diri dengan bermain PIANO untuk mendapatkan TOUCH yang baik…..
Belakangan ini penguji ROYAL sangat memperhatikan TOUCH pada piano. Ada satu kasus pada anak PREP dan penguji memberikan komentar bahwa jari kurang kuat/lemah sehingga tidak menghasilkan TOUCH yang bagus. Setelah kami pelajari, ternyata murid tsb belum mempunyai piano……
Sesuai dengan Royal Requirements, Duta Nada sangat memperhatikan TOUCH dalam permainan piano, maka itu, bagi murid yang akan mengikuti GRADE 1 keatas di th 2008, mempunyai PIANO di rumah merupakan suatu persyaratan. Karena tanpa berlatih dengan piano, penguji Royal akan memberikan nilai yang kurang baik pada Pieces yang dimainkan. Bagi orang tua murid yg ingin bertanya hal ini lebih lanjut, silahkan menghubungi kami dan dg senang hati kami akan mendiskusikannya.
Saturday, August 18, 2007
Acara Konser tahunan Duta Nada Music School diadakan pada tanggal 5 Agustus 2007. Partisipasi yang mengikuti konser kali ini lebih banyak dari tahun lalu, yaitu sekitar 95 murid.
Untuk mengantisipasi lancarnya jalannya Konser Musik, Konser dibagi menjadi 2 sesi, dan tiap sesi mempunyai durasi selama 1.5 jam. Pengalaman pada tahun lalu kami melihat bahwa murid (terutama yang masih cukup kecil) tidak akan bisa duduk lebih dari 1.5 jam. Maka itu, kami sangat hati2 dalam menentukan lamanya acara konser.
Konser kali ini menampilkan Ensemble Violin dan Gitar. Selain itu juga menampilkan permainan Solo dari kedua instrument tsb. Beberapa murid yang telah belajar cukup lama, terlihat dapat memainkan lagu yang lebih kompleks dengan sentuhan musikalitas yang lebih mendalam.
Sasaran dari Konser tahunan adalah untuk memberikan PENGALAMAN PERFORMANCE bagi semua MURID. Duta Nada tidak memilah milah murid mana yang harus mengikuti konser atau tidak, karena kami percaya semua murid harus tampil setidaknya 1 tahun sekali di depan umum. Untuk konser tahunan, NILAI yang diambil adalah keberanian untuk TAMPIL didepan umum, bukannya Bagusnya permainan (no 2). Karena kami percaya bahwa tampil di depan umum adalah merupakan suatu PROSES belajar musik yang amat Penting.
Foto Konser dapat di download dengan me-klik Photo Concert 2007 yang terpajang di sebelah kanan Blog.
Monday, August 06, 2007
Saya sering melihat CALON MURID BARU dari SEKOLAH MUSIK lainnya dan sudah belajar beberapa TAHUN tetapi sewaktu di AUDISI, teknik PENJARIAN semuanya salah. Untuk bermain PIANO dengan bagus, jari harus BULAT, dan selain itu TEKNIK jari harus rapat untuk mendapatkan POWER TOUCH yang bagus apabila jari bergeser ke kanan atau ke kiri. Kesalahan yang sangat sederhana ini biasanya memberikan HASIL yang FATAL pada pendidikan musik kepada anak dikemudian hari………..
Dengan melihat pengalaman itu, Duta Nada Music School sangat yakin PENDIDIKAN KEPADA GURU amatlah PENTING. Guru merupakan ASSET (KEKAYAAN) dari sebuah Sekolah Musik dan harus terus dipelihara. Kemajuan Sekolah Musik akan sangat ditentukan oleh PARA GURU. Maka itu, pada tanggal 22 Juli 2007, Duta Nada mengadakan WORKSHOP untuk para GURU yang dipimpin oleh Bpk MARIO SANTOS MMUS.
Judul dari Workshop adalah "Being a technician vs an artist-A Guide for Young Pianists to achieve true meaning of artistry."
Workshop membahas point2 penting dibawah ini:
1. Perbandingan “PIANIST” sekarang dan dulu.
2. Pengertian kata "TEKNIK” yang sesungguhnya apa.
3. Cerita mengenai pengalaman saya selama di USA bagaimana.
4. Bagaimana “PRACTICE yang baik? PHYSICAL or more to PSYCHOLOGICAL?.
5. The difference between PIANIST and ARTIST.
6. Relationship between “PIANO TECHNIQUE” and “MUSIC MAKING”.
7. What great musicians feel about piano; why it's more difficult than any other instruments?
8. Things to consider when you “PERFORM”.
Workshop dilanjutkan dengan MASTER CLASS kepada GURU dan MURID (dengan seleksi). Dengan adanya Workshop ini, Duta Nada Music School percaya bahwa KUALITAS GURU akan terus dipertahankan dan KUALIFIKASI dapat terus ditingkatkan.
Nah, bagi mereka yang belum mengetahui Bpk Mario Santoso, berikut ini adalah Biography beliau:
Mario Santoso was born in Jakarta in 1982. He started piano lessons at the age of five with Mrs. Susiana Aditjhan, continuing to study with Mrs. Iravati M. Sudiarso at Yayasan Pndidikan Musik Music School. Graduated in 1999 with the highest score and was awarded The YPM Artist Award, Mario continued his piano study with Mr. Soetarno Soetikno for seven months before he was awarded a full music scholarship to study at Abilene Christian University with Dr. Gustavo Tolosa. In 2001 he gave his first official solo concert debut in America. Since then Mario has been active giving recitals both in America and Indonesia. Graduating in 2004 with cum laude, he has been invited on a number of occasions to give master clases in Vienna Music School, Yayasan Bina Musik, Gitanada School of Music, Universitas Kristen Satya Wacana, and Universitas Pelita Harapan. Continuing his music study, in 2004 Mario was awarded a dean scholarship to pursue his Master of Music degree at Indiana University in Bloomington and graduated in 2006 under internationally recognized pianists Jean-Louis Haguenauer and Arnaldo Cohen.
Mario won his first major piano competition in 2002, in which he played Schumann Piano Concerto with the Abilene Collegiate-Philharmonic Orchestra under Maestro Peter Isaacson at the Paramount Theater. Mario’s early triumphs as top prize-winner in San Antonio National Piano Competition for young artists was a mere prelude to an eminent career highlighted by acclaimed recitals and concerto performances in national premiere concert halls, such as Gedung Kesenian Jakarta and Erasmus Huis.
Mario has performed with the Abilene Collegiate Orchestra, the Abilene Symphonic Band, and Abilene Philharmonic Orchestra, with such conductors as Peter Isaacson, Shinik Ham, and Gary Lewis. He also attended a number of great conductor’s rehearsals and concerts including those by Maestro Emil de Cou, Juan Castillo, and Carlos Kalmar. During his time at Indiana, he also studied choral conducting with Dr. Jan Harrington and William Gray.
Besides all those activities, Mario has also been invited as jury in piano competitions. Mario actively performed in master classes with orld renowed pianists such as Andre Watts, Nelita True, Aldo Mancinelli, Susan Starr, Reynaldo Reyes, Mark Puckett, Anton Nel, and Hans Jorg Koch. Last November of 2006, Mario made his Indonesian conducting debut with Lippo Karawaci Community and Choir Orchestra (LK-CCO) leading the orchestra in presenting the Mozart Piano Concerto K. 467 and excerpts from the opera Magic Flute.
Since 2005 Mario has devoted more time to conducting. In 2004 he conducted the Abilene Christian University Symphonic Band and Its Acapella Chorus. In 2006, he conducted one of the Indiana University Morning Ensembles. Graduated from Indiana University in 2006, Mario started his career in Indonesia as the head of Music Department at Universitas Pelita Harapan.
Tuesday, June 12, 2007
Tentunya anak kita pernah berkata “BOSAN” dengan belajar musik ? Adalah suatu hal yg wajar apabila anak berkata demikian karena belajar musik adalah suatu PROSES dan dalam proses tsb pengulangan (repetition) memainkan lagu harus dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Perkataan “Bosan” tersebut saya lontarkan kembali kepada beberapa guru musik yang telah mencapai Grade 8. Hampir semuanya menjawab “YA” bahwa mereka pernah berkali-kali merasa “BOSAN” dan pada waktu itu mereka minta orang tuanya untuk berhenti belajar! Saya sempat penasaran dengan jawaban ini karena kalau mereka pernah berkali-kali merasa bosan, harusnya mereka sudah tidak menjadi guru musik.
Rasa penasaran saya menjadi ingin tahu (curiosity), bagaimana mungkin seseorang yang telah belajar musik dari kecil dapat mengalami hal seperti ini ? Saya ingin gali informasi lagi, apa yang menyebabkan mereka bisa berhasil melanjutkan pendidikan musiknya dan bagaimana pengalaman yang mereka dapat ? Ternyata, setelah saya menyelidikinya lebih lanjut, peranan ORANG TUA adalah faktor yang paling PENTING. Hampir semua guru musik mengatakan pada saya apabila Orang Tua mereka tidak tetap memotivasi dan menasehatinya, sudah sejak dahulu mereka berhenti dan tidak akan mempunyai kualifikasi yang dapat dibanggakan seperti sekarang ini. Dalam hati, mereka sangat berterimakasih dan bersyukur pada orang tuanya yang telah gigih mempertahankan konsistensi belajar musiknya hingga kini. Dari beberapa kasus yang saya pantau, apabila seseorang sudah mencapai grade 6, biasanya mereka akan terus konsisten melanjutkan pendidikannya ke grade 8 dan seterusnya bahkan ke Diploma. Hal ini disebabkan karena tidak hanya kemampuan mencerna musik yg lebih bagus, tetapi apresiasi musik juga telah matang. Apabila hal ini benar, saya sangat menyarankan semua Orang Tua untuk tetap memperhatikan anak2 Nya sebelum mencapai grade 6, terutama dalam memotivasi mereka untuk belajar. Harus di-ingat, kontinuitas belajar merupakan investasi yang berharga untuk putra/putri di kemudian hari Selain itu, banyak hal yg positif bagi mereka yang telah mencapai grade 8 yg sudah dapat dibuktikan. Beberapa dari mereka masih kuliah, dan dapat mengajar musik dengan penghasilan yang lebih tinggi dari lulusan S1 (Sarjana) yang baru lulus, meskipun mereka tidak bekerja full time! Ini benar2 fenomena yang luar biasa. Bekerja dengan waktu yang flexible, senang dengan pekerjaan mereka, mempunyai misi yang mulia plus income yang memadai. Dari sini, saya menarik kesimpulan bahwa pendidikan musik memberikan putra/putrid suatu competitive advantage (keunggulan kompetitif) sebagai berik
- Emotional Intelligence.
- Keseimbangan antara Otak Kanan dan Kiri
- Melatih mata, pikiran serta tangan dan jari (dengan membaca not balok).
- Sebagai pengungkapan ekspresi diri
- Sarana bergaul dengan teman.
- Menaikan Self Confidence (Percaya Diri).
- Merupakan Investasi yang Luar Biasa menjelang mereka dewasa – dapat menemukan lapangan kerja dengan lebih mudah
Jadi tunggu apa lagi ? Jangan sampai pendidikan musik Putra/Putri Anda berhenti di tengah jalan. Berikut ini KIAT2 nya:
- Membaca secara teliti communication book yang diberikan oleh guru.
- Lihat pekerjaan rumah (homework) yg harus dilatih
- Cek dan telaah kembali apakah anak telah mengikuti latihan yang disarankan.
- Latihan musik tidak perlu lama. Tiap hari hanya butuh waktu 10-15 menit.
- Bekerja sama dengan Sekolah Musik dengan komunikasi dan memberikan feedback.
- Tiap tahun mengikuti ujian.
- Tiap tahun mengikuti konser yang diadakan.
Apabila Anda mengikuti Advis diatas, saya percaya pendidikan musik putra/putrid Anda tidak akan berhenti di tengah jalan.
Tuesday, March 20, 2007
Sewaktu Saya mengantar anak saya ke Parents’s Meeting di sekolah, saya bertemu dengan kenalan lama dan kemudian kami berbincang-bincang membicarakan beberapa topik hangat yang ada di Koran. Karena kenalan Saya ini tahu bahwa saya mengelola Duta Nada Music School, dia bertanya:” Apakah LES MUSIK harus HOBI MUSIK ? Anak Saya Tidak Saya berikan Pendidikan Musik karena dia KELIHATANNYA tidak HOBI MUSIK…..”.
Dari ucapannya, Dia SANGAT YAKIN sekali bahwa Pendidikan Musik harus disertai adanya HOBI MUSIK dari Anak tsb. Dan Saya lebih terkejut lagi, bahwa dia mengatakan hal ini hanya bertanya kepada Anaknya yang baru berumur 5 tahun……
Meskipun Pendidikan Musik telah diyakini memberikan Pendidikan Informal yang penting, masih ada beberapa Orang Tua yang RAGU dan percaya Pendidikan Musik harus disertai HOBI MUSIK.
Saya sangat menyayangkan pendapat KELIRU/SALAH dari Orang Tua tsb. Karena menurut saya, Pendidikan Musik sudah menjadi INTEGRAL dari Pendidikan Formal Sekolah. Apakah benar demikian ? Marilah kita lihat beberapa alasan kuat sbb:
“ANAK DIBAWAH UMUR 10 TAHUN BELUM DAPAT MENGETAHUI APAKAH DIA HOBI MUSIK ATAU TIDAK”.
Bagaimana mungkin Anak dibawah umur 10 tahun dapat kita tanya apakah dia HOBI MUSIK atau TIDAK ? Bermain musik adalah suatu PROSES belajar yang harus dilalui dengan MENCOBA. Seperti belajar BERENANG atau NAIK SEPEDA. Seseorang tidak dapat mengatakan bahwa dia TIDAK HOBI berenang apabila belum mencoba belajar berenang. Dalam proses belajar berenang, tentunya banyak sekali halangan2 yang kita dapatkan. Dari hidung kemasukan air sampai minum air kolam renang. Belum lagi apabila mata juga kemasukan air yg disebabkan karena kaca mata renang yg salah posisi. Hal ini semuanya menambah daftar perasaan TIDAK ENAK sewaktu belajar berenang. Tetapi begitu seseorang dapat berenang, rasa senang dan bangga pasti dirasakannya. Lebih2 ketika DIA dapat bermain dengan saudara dan teman di kolam renang, tanpa takut tenggelam….
Hal ini juga spt Belajar Musik. Tanpa mencoba dan dapat memainkan sebuah lagu dengan baik, seseorang belum dpt mengatakan TIDAK mempunyai HOBI MUSIK.
“SEORANG ANAK PADA UMUMNYA TIDAK MENGETAHUI KEUNTUNGAN YG DIDAPAT DARI BELAJAR MUSIK.
Apabila kita bertanya kepada Anak dibawah umur 10th, apakah dia senang Bermain atau Sekolah ? Sudah dapat dipastikan sebagian besar dari mereka akan menjawab “SENANG BERMAIN”. Tetapi, kita sebagai Orang Tua PASTI mencoba untuk membujuk Anak kita untuk terus masuk Sekolah sampai ke Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan karena tanpa SEKOLAH, cara berpikir Anak tidak akan berkembang, sehingga sewaktu dewasa akan SULIT diterima di Masyarakat (dalam hal bekerja dan bersosialisasi).
Demikian juga dg Pendidikan Musik. Anak dibawah umur 10th belum mengetahui manfaat belajar musik. Dia akan melihat suatu proses yang membosankan. Dia belum mengetahui bahwa dg dapat bermain MUSIK, seseorang akan mempunyai EMPATI/Emotianal Intelligence (EQ) yg lebih tinggi dari rata2. SKILL bermain MUSIK dapat juga dipergunakan untuk suatu hal yg positif pada waktu dia dewasa nantinya (misal: dapat mengajar atau bahkan sbg pemusik professional).
Banyak CONTOH POSITIF yang saya dapat bahwa KEBERHASILAN SEORANG ANAK DI PENDIDIKAN MUSIK berasal dari DORONGAN ORANG TUA. Setiap kali saya bertemu dengan seseorang yang dapat bermain musik dengan BAGUS, saya pasti menemukan FIGUR ORANG TUA yang selalu memberikan MOTIVASI DAN DUKUNGAN. Dengan ini kita semua dapat melihat bahwa KEBERHASILAN SEORANG ANAK tidak akan jauh dari PERAN POSITIF ORANG TUANYA.
Nah bagaimana dg ANDA ? Pesan Saya, jangan me-sia2 kan waktu ANAK kita…., berikanlah Pendidikan MUSIK. Oleh: Kurnia D
Tuesday, January 30, 2007
Hari Minggu bulan Januari 28, ,2007, Duta Nada Music School pindah ke alamat baru Jl. Pulau Bira Raya Blk B9 no 3 ,Permata Buana, Jakarta. Gedung baru tidak jauh dari gedung lama dan berjarak sekitar 150 m.
Gedung baru mempunyai kapasitas hampir 2X dari gedung lama, yaitu 13 ruangan. Kami juga menyediakan ruangan yang cukup besar untuk "Small Concert" untuk dapat digunakan oleh para murid yang berumur 4-6 th. Dengan demikian, konser dapat berlangsung secara kontinyu dan tentunya akan memberikan kesempatan tampil dimuka bagi murid2 pemula.
Kami berharap dengan bertambahnya fasilitas dan kapasitas gedung, Duta Nada dapat memberikan yang terbaik untuk semua murid2.
Nomor telepon di gedung baru berubah ke 5806056
Monday, January 29, 2007
Apa benar Pendidikan Musik memberikan kecerdasan lebih kepada Anak2 kita? Apa benar Pendidikan Musik menyeimbangkan otak kiri dan kanan, sehingga anak tidak hanya berpikir secara logika saja tetapi dapat pula mempunyai Emotional Intelligence yang baik ? Apa benar Pendidikan Musik memberikan investasi SKILL kepada Anak dan akan sangat berguna apabila mereka dewasa ?
Pertanyaan diatas tentunya menggelitik kita semua untuk mengetahuinya lebih mendalam. Untuk itu, mari kita bedah proses dari Belajar Musik itu sendiri.
Pendidikan Musik biasanya dimulai dengan belajar membaca NOT Balok. Seperti kita ketahui, tiap not balok mempunyai harga ketukan dan Anak harus betul2 memperhatikan hal ini. Apabila tidak, lagu yang dimainkan tidak akan berbentuk, meskipun not yang dimainkan adalah benar. Dengan memperhatikan harga dari tiap NOT dan harus memainkannya dengan ketukan yang benar, belajar MUSIK mempunyai proses me-aktifkan Otak Kiri (belahan otak manusia yang mengatur logika, hitungan dsb.)
Mari kita sekarang melihat dari proses memainkan lagu itu sendiri. Apabila anak ingin memainkan suatu lagu dengan baik, maka Guru akan mengajarkan bahwa lagu harus dimainkan dengan SOUL (jiwa). Di teori musik kita mengenal dengan kata LEGATO atau definisi bahasa Inggrisnya adalah “To bind the note to produce a continuing melody line (in a manner that is smooth and connected)”. Memainkan musik dengan Legato amatlah penting, apabila tidak Musik akan terdengar “Kering” dan “Datar” .
Dengan diharuskannya memainkan musik secara Legato dan dengan Perasaan, belahan Otak Kanan Anak akan sangat Aktif bekerja. Tentunya hal ini akan menghasilkan tidak hanya perasaan musik yang bagus tetapi juga Emotional Intelligent yang tajam. Anak Anda akan mempunyai “Empati” yang lebih bagus di kehidupan sosialnya. Dan proses ini berjalan secara otomatis dengan belajar Musik !
Saya pernah bertemu dengan anak 10 th dengan prestasi Sekolah yang sangat baik. Bahkan, anak ini dapat disebut sebagai juara kelas. Tetapi, ada satu hal yang membuat saya sangat tertegun, yaitu cara dia berbicara sangat kasar dan kadang tajam menyakitkan hati. Setelah saya telusuri lebih lanjut, ternyata banyak teman2 sekolahnya juga menjauhkan diri dari dia. Ini adalah suatu contoh yang sangat baik sekali dimana seorang anak sangat pandai tetapi Emotional Intelligentnya mempunyai nilai NOL.
Perusahaan ASTRA Co adalah suatu perusahaan tbk yang besar di Indonesia yang tidak menerima karyawan berdasarkan test IQ saja. Tetapi calon karyawan dilihat dari berbagai macam tes dan interview bagaimana dia dapat berinteraksi dengan koleganya kelak setelah dia diterima di perusahaan. ASTRA Co percaya, bahwa pandai di suatu bidang bukan segalanya untuk menjadi karyawan atau pemimpin teladan. Tetapi seseorang yang mengetahui bagaimana cara bergaul dan mengemukakan pendapat yang baik, sudah pasti adalah suatu benih karyawan/pemimpin Teladan.
Mengapa EQ (Emotional Quotient) begitu penting belakangan ini dan ternyata tidak banyak diajarkan di sekolah ? Hal ini disebabkan Sekolah sangat menekankan pelajaran Matematika, Ilmu Alam, dsb. Bahkan, salah satu sekolah prestigious di Jakarta hanya membutuhkan test Matematika saja dalam penerimaan muridnya tanpa melihat penguasaan pelajaran lainnya.
Dari fakta diatas, Kita harus mulai mempertimbangkan Pendidikan Musik bagi Putra/Putri kita. Kelebihan lain dari Belajar Musik adalah memberikan investasi SKILL untuk Anak dikemudian hari. Selain dapat menikmati permainan musik sendiri, seseorang yang mempunyai SKILL musik yang bagus nantinya akan sangat dicari sebagai pengajar yang kompeten. Seperti kita ketahui, industri belajar/mengajar musik dikemudian hari terus berkembang seiiring dengan banyaknya Orang Tua Murid yang percaya bahwa Pendidikan Musik di Usia Dini amatlah penting untuk Anak-anak.
Nah tunggu apa lagi, buruan cari Sekolah Musik yang mempunyai kurikulum yang bagus, pengajar yang kompeten dan mempunyai ujian yang bertaraf International. Hal ini amatlah penting. Karena, apabila belajar musik dengan cara yang salah pada usia dini, amatlah sukar untuk dibentuk/dibetulkan kembali (contoh: penjarian yang salah, posisi badan tidak benar, dsb). Dan tentunya, investasi uang & waktu akan terbuang dengan percuma.